Rencana, Passion, dan Warta Kema
“Kang, kenapa sih kok ikut organisasinya yang berhubungan sama research semua? SRC[1], terus di AMSA[2] masuknya AR[3], BAPIN ISMKI[4], di CIMSA[5] juga masuknya SCORE[6],"
Saya yang waktu itu masih tahun pertama di FK Unpad, bertanya kepada senior saya, Kang Charles yang sudah menginjak tahun ketiganya.
"Biar ngga pusing," jawabnya.
Saat itu, saya tidak sependapat dengan beliau. Saya pikir, hidup seperti Kang Charles akan membosankan. Ikut berbagai organisasi, tapi di bidang yang sama. Apalagi semuanya berbau research, yang bagi sebagian orang justru terdengar memusingkan, termasuk saya sendiri. Wajar saja. Pada waktu itu, saya baru mulai berorganisasi dan masih ingin mencoba banyak hal, yang didorong oleh keinginan mencari pengalaman dan memperluas relasi. Ditambah lagi, nihilnya pengalaman organisasi saya di masa SMP dan SMA. Saya pun menjadi anggota SPK[7] Kema FK Unpad, SCORE CIMSA FK Unpad, dan futsal FK Unpad, serta kepanitiaan-kepanitiaan lain yang tidak ada hubungannya satu sama lain.
Tibalah saat di mana saya mulai memikirkan apa yang mau saya lakukan di tahun kedua. Sempat penasaran dengan dunia research, namun pada akhirnya, semua rencana belajar melakukan hal-hal ilmiah pun hanya tinggal wacana. Secara sederhana, saya memang dasarnya tidak tertarik melakukan research dan lebih memilih berorganisasi. Untuk berorganisasi pun, saya masih bingung ingin mencoba organisasi apa. Saya minta saran ke beberapa orang, saya buat plus minusnya, dan lain-lain. Terlalu banyak berencana, tapi akhirnya tidak banyak memberikan hasil. Entah. Saya juga lupa kenapa. Mungkin saya jadi kurang serius di hari-hari mendekati pendaftaran. Padahal, semangat saya sudah menggebu-gebu sekali saat membuat perencanaan.
Lalu, kegalauan saya berubah arah. Seperti postingan saya yang berjudul "Jembatan", saya mulai berpikir ulang. Harusnya, apa yang saya ikuti di masa kuliah merupakan jembatan menuju cita-cita saya. Tapi, selama ini saya justru hanya melompat-lompat dari satu bidang ke bidang lain. Tidak fokus sama sekali. Saya pun sadar bahwa ada satu hal yang kurang dari diri saya. Saya belum menemukan passion. Berbeda dengan Kang Charles yang sudah menemukan passion-nya di bidang research. Dan kali ini, saya justru memutarbalikkan mindset saya. Saya jadi sependapat dengan prinsip Kang Charles di awal: fokus.
Selama semester empat, saya mencoba fokus dengan apa yang saya jalani. Akan tetapi, perjalanan saya tidak semulus ekspektasi. Saya yang pada semester tiga terbiasa dengan kesibukan-kesibukan beraneka ragam, justru merasa jenuh. Kejenuhan inilah yang kembali mendorong saya untuk kembali bertualang mencari passion di tahun terakhir saya di Jatinangor. Seolah lelah dengan membuat rencana yang akhirnya hanya menjadi wacana, saya pun tidak melakukan rencana sama sekali dalam hal ini.
Sesuatu yang disebut sebagai takdir itu pun hadir dalam linimasa Line yang berasal dari akun resmi Kema Unpad: "Open Recruitmen Warta Kema Unpad". Mendengar dari namanya, yang langsung terlintas dalam pikiran saya adalah suatu lembaga atau organisasi jurnalistik. Sebentar, sebentar. Jurnalistik? Bukankah menjadi jurnalis pernah (dan masih) menjadi cita-cita saya yang lain, selain menjadi dokter? Bukankah menulis adalah hal yang sangat saya sukai? Bukankah saya butuh kondisi yang 'memaksa' saya untuk membaca lebih banyak tentang hal-hal di luar dunia kedokteran?
Saya pun membicarakan perihal tersebut dengan Azizah. Ya, hanya Azizah. Sempat terpikir untuk meminta saran dan pendapat orang lain lagi. Tapi, ah, ini 'kan hidup saya. Sudah cukuplah pengambilan keputusan dalam rencana-rencana hidup saya (yang berkaitan dengan organisasi) sebelumnya dipengaruhi kuat oleh pendapat para senior yang sangat saya hormati. Saya rasa, kali ini adalah waktunya saya menentukan jalan hidup saya sendiri.
Perjalanan dimulai dengan melakukan pendaftaran di google form, lalu melamar menjadi fotorafer dan reporter (pilihan pertama) dan humas (pilihan kedua), sampai mengerjakan persyaratan berupa tulisan yang bertemakan isu kampus Unpad. Saya ambil tema mengenai kebijakan penggratisan sekolah di kedokteran. Tulisan tersebut saya lengkapi dengan data statistik distribusi dokter di Jawa Barat, serta hasil survei kecil-kecilan terhadap teman-teman Proxima Kedokteran (FK Unpad 2014) mengenai kesediaan mengabdi di pedesaan selepas menjadi dokter nanti. Bahkan, untuk sebuah foto yang harus ditambahkan dalam tulisan, saya ambil sendiri di depan tulisan "FAKULTAS KEDOKTERAN" yang ada di gedung C1 FK Unpad. Semua saya lakukan dengan senang dan semangat.
Tibalah di hari H wawancara. Jumat, 26 Juli 2016. Saya datang sekitar jam 8.20 ke GOR Jati Padjadjaran. Berniat mengisi absen, tapi justru ditanya kepentingannya datang ke sini. Saya jawab, mau wawancara. Sang penjaga (Pak satpam) malah tidak tahu menahu. Saya pun mencoba menghubungi contact person dari Warta Kema. Saya juga mencoba menengok ke dalam, tapi yang ada hanya orang-orang yang berolahraga. Kebetulan, ada orang lain yang datang. Laki-laki, berpakaian cukup rapi (setidaknya terlalu rapi untuk berolahraga), berkacamata, dan membawa tas berisi laptop. Saya berasumsi bahwa ia juga akan menjalani wawancara. Laki-laki itu masuk ke dalam dan duduk di tribun, kemudian saya juga duduk di tribun tapi letaknya agak berjauhan. Laki-laki itu mulai asyik mengutak-atik laptop, sedangkan saya mati gaya karena tidak punya banyak hal yang bisa dilakukan. Saya tidak berani menyapa duluan, karena, ya, bagaimana ya... Sifat introvert seperti ini masih sulit dihilangkan...
"Mbak, mau wawancara Warta Kema, ya?" tanya laki-laki itu memecah keheningan. Ia bilang kalau yang seharusnya mewawancarai saya belum datang. Akhirnya, ia yang mewawancarai saya. Wah, saya salah sangka ternyata. Ia justru merupakan seorang Redaktur Eksekutif Warta Kema!
Proses wawancara pertama (reporter dan fotografer) berjalan cukup singkat, dan pertanyaan demi pertanyaan yang diajukan tergolong ringan. Tadinya saya sudah minder akan sempitnya wawasan saya, karena sempat mengira akan ada pertanyaan mengenai opini, pandangan, atau kepahaman terhadap suatu berita tertentu. Ternyata, saya salah lagi.
Wawancara kedua (humas) pun dilakukan dengan waktu yang hampir sama singkatnya. Sewaktu ditanya mengenai program yang bisa dijalankan untuk mengayomi alumni Unpad, saya mendadak habis akal... Ingatan saya tiba-tiba melesat ke suatu seksi bernama Profhubal (Profesi dan Hubungan Alumni) Hima Kema FK Unpad. Salah satu proker terbesar mereka ialah "Visit Doctor". Akhirnya, saya sebutlah nama "Visit Alumni". Duh, maafkan ya, tidak orisinil begini jadinya :")
Berhari-hari kemudian, saya yang awalnya optimis, lama-lama menjadi pasrah juga akibat ketidakpastian jadwal pengumuman hasil oprec. Hingga akhirnya, Allah mengabulkan permintaan saya. Alhamdulillah, saya diterima menjadi reporter dan fotografer Warta Kema Unpad 2016-2017. Dan saya adalah mahasiswa kedokteran satu-satunya, di antara para mahasiswa yang mayoritas berasal dari rumpun ilmu sosial dan humaniora.
Bismillah. Saya tidak pernah menyangka sebelumnya, bahwa akhirnya takdir membawa saya ke jalan ini. Akhirnya, saya bisa mewujudkan mimpi saya untuk 'bermain' di Unpad, setelah dua tahun yang dihabiskan dengan menyibukkan diri di dalam kemahasiswaan FK Unpad saja. Dan alhamdulillah, kali ini saya bisa 'bermain' sekaligus mengasah pikiran, menambah wawasan, memperluas relasi, serta membantu menjembatani saya menuju cita-cita saya yang lain. Apa pun itu, saya mohon doanya agar semester depan (CVS-Respi, Pemikat, Megabaksos, skripsi, Warta Kema) bisa berjalan dengan lancar, serta saya bisa memberikan manfaat sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya :)
___________________________________________________________
[1] Science and Research Center: KKM di FK Unpad yang bergerak dalam bidang penelitian.
[2] Asian Medical Students Association
[3] Academic Research: salah satu divisi eksternal AMSA
[4] Badan Analisis dan Pengembangan Ilmiah Nasional Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia
[5] Central for Indonesian Medical Students Activities
[6] Standing Committee on Research Exchange: salah satu standing committee di CIMSA
[7] Seksi Pengembangan KKM: salah satu divisi internal Pengurus Harian Kema FK Unpad. Sekarang bernama Kementerian Penyaluran Minat Bakat (Pemikat).
Sesuatu yang disebut sebagai takdir itu pun hadir dalam linimasa Line yang berasal dari akun resmi Kema Unpad: "Open Recruitmen Warta Kema Unpad". Mendengar dari namanya, yang langsung terlintas dalam pikiran saya adalah suatu lembaga atau organisasi jurnalistik. Sebentar, sebentar. Jurnalistik? Bukankah menjadi jurnalis pernah (dan masih) menjadi cita-cita saya yang lain, selain menjadi dokter? Bukankah menulis adalah hal yang sangat saya sukai? Bukankah saya butuh kondisi yang 'memaksa' saya untuk membaca lebih banyak tentang hal-hal di luar dunia kedokteran?
Saya pun membicarakan perihal tersebut dengan Azizah. Ya, hanya Azizah. Sempat terpikir untuk meminta saran dan pendapat orang lain lagi. Tapi, ah, ini 'kan hidup saya. Sudah cukuplah pengambilan keputusan dalam rencana-rencana hidup saya (yang berkaitan dengan organisasi) sebelumnya dipengaruhi kuat oleh pendapat para senior yang sangat saya hormati. Saya rasa, kali ini adalah waktunya saya menentukan jalan hidup saya sendiri.
Perjalanan dimulai dengan melakukan pendaftaran di google form, lalu melamar menjadi fotorafer dan reporter (pilihan pertama) dan humas (pilihan kedua), sampai mengerjakan persyaratan berupa tulisan yang bertemakan isu kampus Unpad. Saya ambil tema mengenai kebijakan penggratisan sekolah di kedokteran. Tulisan tersebut saya lengkapi dengan data statistik distribusi dokter di Jawa Barat, serta hasil survei kecil-kecilan terhadap teman-teman Proxima Kedokteran (FK Unpad 2014) mengenai kesediaan mengabdi di pedesaan selepas menjadi dokter nanti. Bahkan, untuk sebuah foto yang harus ditambahkan dalam tulisan, saya ambil sendiri di depan tulisan "FAKULTAS KEDOKTERAN" yang ada di gedung C1 FK Unpad. Semua saya lakukan dengan senang dan semangat.
Tibalah di hari H wawancara. Jumat, 26 Juli 2016. Saya datang sekitar jam 8.20 ke GOR Jati Padjadjaran. Berniat mengisi absen, tapi justru ditanya kepentingannya datang ke sini. Saya jawab, mau wawancara. Sang penjaga (Pak satpam) malah tidak tahu menahu. Saya pun mencoba menghubungi contact person dari Warta Kema. Saya juga mencoba menengok ke dalam, tapi yang ada hanya orang-orang yang berolahraga. Kebetulan, ada orang lain yang datang. Laki-laki, berpakaian cukup rapi (setidaknya terlalu rapi untuk berolahraga), berkacamata, dan membawa tas berisi laptop. Saya berasumsi bahwa ia juga akan menjalani wawancara. Laki-laki itu masuk ke dalam dan duduk di tribun, kemudian saya juga duduk di tribun tapi letaknya agak berjauhan. Laki-laki itu mulai asyik mengutak-atik laptop, sedangkan saya mati gaya karena tidak punya banyak hal yang bisa dilakukan. Saya tidak berani menyapa duluan, karena, ya, bagaimana ya... Sifat introvert seperti ini masih sulit dihilangkan...
"Mbak, mau wawancara Warta Kema, ya?" tanya laki-laki itu memecah keheningan. Ia bilang kalau yang seharusnya mewawancarai saya belum datang. Akhirnya, ia yang mewawancarai saya. Wah, saya salah sangka ternyata. Ia justru merupakan seorang Redaktur Eksekutif Warta Kema!
Proses wawancara pertama (reporter dan fotografer) berjalan cukup singkat, dan pertanyaan demi pertanyaan yang diajukan tergolong ringan. Tadinya saya sudah minder akan sempitnya wawasan saya, karena sempat mengira akan ada pertanyaan mengenai opini, pandangan, atau kepahaman terhadap suatu berita tertentu. Ternyata, saya salah lagi.
Wawancara kedua (humas) pun dilakukan dengan waktu yang hampir sama singkatnya. Sewaktu ditanya mengenai program yang bisa dijalankan untuk mengayomi alumni Unpad, saya mendadak habis akal... Ingatan saya tiba-tiba melesat ke suatu seksi bernama Profhubal (Profesi dan Hubungan Alumni) Hima Kema FK Unpad. Salah satu proker terbesar mereka ialah "Visit Doctor". Akhirnya, saya sebutlah nama "Visit Alumni". Duh, maafkan ya, tidak orisinil begini jadinya :")
Berhari-hari kemudian, saya yang awalnya optimis, lama-lama menjadi pasrah juga akibat ketidakpastian jadwal pengumuman hasil oprec. Hingga akhirnya, Allah mengabulkan permintaan saya. Alhamdulillah, saya diterima menjadi reporter dan fotografer Warta Kema Unpad 2016-2017. Dan saya adalah mahasiswa kedokteran satu-satunya, di antara para mahasiswa yang mayoritas berasal dari rumpun ilmu sosial dan humaniora.
Bismillah. Saya tidak pernah menyangka sebelumnya, bahwa akhirnya takdir membawa saya ke jalan ini. Akhirnya, saya bisa mewujudkan mimpi saya untuk 'bermain' di Unpad, setelah dua tahun yang dihabiskan dengan menyibukkan diri di dalam kemahasiswaan FK Unpad saja. Dan alhamdulillah, kali ini saya bisa 'bermain' sekaligus mengasah pikiran, menambah wawasan, memperluas relasi, serta membantu menjembatani saya menuju cita-cita saya yang lain. Apa pun itu, saya mohon doanya agar semester depan (CVS-Respi, Pemikat, Megabaksos, skripsi, Warta Kema) bisa berjalan dengan lancar, serta saya bisa memberikan manfaat sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya :)
___________________________________________________________
[1] Science and Research Center: KKM di FK Unpad yang bergerak dalam bidang penelitian.
[2] Asian Medical Students Association
[3] Academic Research: salah satu divisi eksternal AMSA
[4] Badan Analisis dan Pengembangan Ilmiah Nasional Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia
[5] Central for Indonesian Medical Students Activities
[6] Standing Committee on Research Exchange: salah satu standing committee di CIMSA
[7] Seksi Pengembangan KKM: salah satu divisi internal Pengurus Harian Kema FK Unpad. Sekarang bernama Kementerian Penyaluran Minat Bakat (Pemikat).
Comments
Post a Comment