3 Bulan dari 3 Tahun
15 November 2014. Tepat 3 bulan, sejak pertama kali saya menetap di Jatinangor, sebuah kecamatan di Sumedang, Jawa Barat. Di sini, saya tinggal di Bale Padjajaran 3, asrama khusus mahasiswa Fakuultas Kedokteran Universitas Padjajaran tahun pertama. Kali ini saya nggak mau bahas asramanya. Tapi, kehidupan di FK nya...
Banyak yang bilang kalau kuliah kedokteran itu susah, berat, bikin stress, bakal kurang tidur, dan sebagainya. Tapi, menurut saya, semua itu udah jadi konsekuensinya. Hanya saja, efek ke masing-masing orang berbeda-beda. Contohnya saya (?) Mungkin karena saya kelewat "fun" di FK Unpad, jadinya saya nggak terlalu 'ngerasain' hal-hal seperti itu hahaha. Mungkin ini beberapa perubahan, atau hal-hal yang saya rasakan selama 3 bulan di FK Unpad:
1. Jadwal Tidur
Jadwal tidur saya? Satu kata: kacau. Kacau di sini maksudnya, jadwal tidur saya bisa berubah-ubah. Waktu awal-awal PRABU dan OPPEK, saya biasanya tidur jam 12 malam, bangun bisa jam 4, setengah 4 atau bahkan jam 3. Begitu mulai belajar, biasanya juga tidur jam 12, bangun jam 5. Tapi, setiap sehabis pulang ke rumah, jadwal tidur saya kacau lagi, gara-gara pas di rumah, bangunnya siang. Akhirnya, saya harus berusaha menyesuaikan jam fisiologis tubuh lagi..
Yang paling parah adalah saat menjelang UTS.. Bukannya saya kurang tidur karena belajar, justru saya kebanyakan tidur. Entah kenapa bisa begitu...
Belakangan, jam tidur saya juga masih "belum efektif". Saya tidur jam 11, pasang alarm berlapis. Bangun jam setengah 4, tidur lagi. Ujungnya bangun jam setengah 5 juga. Tapi ngantuknya minta ampun. Mungkin karena udara Jatinangor yang sedang dingin-dingin-nya akibat musim hujan yang baru berlangsung, atau entahlah. Bunyi alarm hp saya pun seolah nggak mempan lagi. Mungkin telinga saya sudah beranjak resisten terhadap bunyi alarm.
Dan satu lagi, "kemampuan tidur" saya juga meningkat sejak kuliah. Dulu, sewaktu SMP atau SMA, se-ngantuk-ngantuknya saya, saya nggak pernah sampai tertidur pulas di kelas. Tapi sekarang? Sudah tak terhitung berapa lecture yang saya tertidur di dalamnya (maaf dr. Suherman, dr. Arifin, dr. Adi, dan beberapa yang lain) :"( Akhirnya, mulai minggu kemarin, saya siasati dengan minum kopi. Padahal saya sadar, lambung saya nggak cukup kuat buat diisi kopi setiap hari. Penyakit maag saya sudah cukup kronis. Tapi apa boleh buat. Semua ini saya lakukan demi mengejar ilmu....
2. Berat Badan
Dulu, berat badan saya stabil. Mungkin karena energy intake dan energy expenditure-nya seimbang. Tapi sekarang, sepertinya energy expenditure-nya kurang, sedangkan di Jatinangor, saya lapar terus. Serba salah juga sih. Kalau saya nggak makan, maag saya kambuh. Jadi, solusinya adalah: makan banyak, diimbangi dengan olahraga teratur. Sekali pun belum teratur, at least I've tried... Dan mulai minggu depan, saya akan jadi orang supersibuk dengan jadwal yang superpadat. Mulai dari MAGNUM (Magang UKM), jadi tim dokumentasi PoA 2014, sampai latihan performance buat PoA. Semoga saja dengan kesibukan saya, berat badan saya bisa menurun, dan BMI saya normal kembali...
3. Komunitas
Awalnya, saya belum kenal siapa-siapa begitu masuk FK Unpad, selain Gio (Gilberto) Chafrina karena kebetulan saya belajar di bimbel yang sama yaitu GO Pemuda. Tapi, beberapa teman saya udah ngasih 'titipan' ke saya, misalnya si Astari: "Eh Din, temen gue ada yang masuk FK Unpad, namanya Adriana" dan Fikry: "Ada temen gue anak 68 di FK Unpad namanya Astrid, lo temenin ya". Berbekal dari situ, saya agak lebih optimis untuk mendapatkan teman yang lebih banyak. Karena, saya bukan tipe orang yang supel; saya ini sangat introvert di awal, tapi kalau sudah kenal dekat, sifat introvert-nya bakal 100% menghilang entah ke mana.
Well, setelah masuk asrama dan masa orientasi, saya yang awalnya baru kenal sama teman sekamar dan temannya teman sekamar, mendapat teman-teman baru dari fasil 4. Mereka lah yang berjasa menghilangkan rasa homesick saya di awal masa tinggal di asrama. Dilanjutkan dengan teman tutor 23 yang nggak kalah serunya: tutor gabut, setiap kumpul tutor kerjanya ketawa-ketawa sampai mengganggu tutor lain, tutor kesayangan Dokter Ike, dan tutor yang nggak tahu malu karena foto-foto di di Supermarket Griya. Dan alhamdulillah, berkat tinggal di asrama, minimal saya cukup mengenal beberapa anak Bale 3, khususnya yang satu lantai dengan saya.
Masuk ke FBS 3-4, kelompok tutorial lama harus diganti dengan yang baru. Saya mendapat tutor 19, yang alhamdulillah membuat saya nyaman dengan cepat. Bayangkan saja, begitu hari pertama Skill's Lab bersama mereka, "rahasia" mengenai crush saya, sudah langsung terbongkar ke mereka. Sejak saat itu, mereka sering meledek saya dan membicarakan crush saya tersebut... Tapi ini justru yang membuat kami cepat akrab :))
Selain kelompok tutorial dan fasil, ada 'komunitas' lain yang cukup memperluas jaring-jaring pertemanan saya. Mulai dari kelompok mentoring (saya jadi ketuanya loh), divisi teatrikal sewaktu mabim aksi, anak-anak futsal putri, kelompok 19 saat Superday kemarin, dan lain-lain. Intinya, seiring dengan berjalannya waktu, semakin banyak saya mengenal dan dikenal warga FK Unpad angkatan 2014. Sekali lagi alhamdulillah, karena ini semua akan sangat membantu pada saat kami co-ass, apalagi ketika nanti sudah menjadi dokter. Kami semua adalah calon-calon rekan sejawat. Dan seorang dokter harus memperlakukan rekan sejawat sebagaimana saudara kandung :)
4. Senioritas
Judulnya mungkin mengesankan bahwa terdapat 'senioritas' di FK Unpad. Nyatanya? Tidak sama sekali. Saya merasakan betul kalau di FK Unpad, kakak sayang adik, adik sayang kakak. Pertama, sewaktu OPPEK, kakak fasil saya, Kak Nadia dan Kak Fithyan, benar-benar mengayomi kami seperti adik sendiri. Kakak fasil mabim saya, Teh Siti dan Teh Adila juga. Teh Siti bahkan pernah mengantar kami pulang ke bale naik mobilnya, setelah Grand Openning Mabim. Mereka semua benar-benar sudah seperti kakak sendiri. Cerita atau pun curhat ke mereka pun udah nggak canggung lagi.
Lain kakak fasil, lain pula teteh mentor. Saya mendapat mentor yang paling saya takuti sewaktu beliau menjadi Kamlap OPPEK: Teh Lulu. Berbeda 180 derajat dengan posisinya sebagai Kamlap, Teh Lulu baik banget, asik banget, semua yang banget-banget lah. Nggak cuma di kelompok tutor, di kelompok mentor pun saya diledekin juga... Yang penting, saya bisa mendapat banyak ilmu, informasi, pengalaman, dan bisa curhat sepuasnya ke mentor saya. Semoga Teh Lulu ga baca tulisan ini. Pasti beliau ge'er, dan besoknya langsung bilang "Cie Dinda muji-muji saya di blog, ciee" gitu. Dan malamnya langsung saya hapus deh tulisan ini (?)
Yang nggak kalah "kakak sayang adik"-nya adalah teteh-teteh futsal! Saya ingat banget, sewaktu latihan futsal pertama kali, saya diantar pulang sama Teh Lubna naik mobilnya. Selain Teh Lubna, teteh-teteh futsal Statera (Teh Widuri, Teh Shereun, dan yang lainnya) juga baik banget. Sebelum pertandingan futsal Dies Natalies lawan Statera, saya pikir mereka bakal menjatuhkan mental kami terlebih dahulu, dengan memberi tatapan sinis, meremehkan, atau sebagainya. Tapi mereka justru bilang, "Semangat yaa", "Wah ini jago nih kipernya". Dan setelah kami kalah 4-0 dari mereka, mereka menyalami saya dan teman-teman; bahkan ada yang merangkul saya. Mereka bilang, "Wah keren banget tadi mainnya", "Ini calon kiper penerus nih" dan sebagainya. Saya do'akan, semoga teteh-teteh Statera (dan akang-akangnya juga) bisa menyelesaikan skripsi dengan baik, menjalani sidang skripsi dengan baik, bisa lulus dengan nilai terbaik, dan bisa melaksanakan co-ass dengan lancar :))
Selanjutnya, kejadian ini baru terjadi hari Jum'at lalu. Sepulang kuliah, saya dan Nopi ke gerlam, karena saya mau beli kartu perdana. Sesampainya di sana, malah hujan agak deras. Jadilah kami menunggu sampai hujan agak reda, baru kami ke ATM centre. Keluar ATM, kami berniat menembus hujan rintik-rintik buat pulang ke bale. Tiba-tiba, ada seorang senior yang bertanya, "Kalian anak FK bukan?" lantas saya jawab, "Iya Kang", ia balas "Mau ke bale kan? Saya anter aja yuk." Saya yang berniat bilang, "Ngga usah Kang, nanti repot" mendadak ngga bisa bicara apa-apa. Setelah akang itu bilang "Saya juga mau ke bale kok. Tapi nungguin satu orang ya. Kalian tunggu aja di dalem." barulah saya lega, dan lalu masuk ke mobil akang-akang yang saya-lupa-namanya-tapi-ingat-mukanya itu. Saya hafal sama mukanya, karena beliau dulu Kamlap sewaktu OPPEK, dan ada di stand KKM basket pas Festival FK. Beliau juga yang menggantikan Kang Algiza di malam pemilihan ketua angkatan 2014.
Ternyata, orang yang ditunggu belum datang juga. Akhirnya akang itu mengantar saya dan Nopi ke bale. Barulah saya menanyakan namanya dan mengobrol sedikit. Kang Mansyah namanya. Maaf baru ingat ya, Kang, hehe. Makasih banyak, Kang :") Mungkin kalau saat itu Akang ngga ada, kami akan sampai di bale dalam keadaan basah kuyub...
Bahkan, ngga cuma kami yang diantar. Kebetulan, di hari yang sama, lagi ada magang KKM basket. Karena hujan deras, para senior berbaik hati mengantar para juniornya pulang ke bale, dan menjemput anak-anak yang mau magang KKM basket. How sweet :")
Dan sebenarnya masih banyak lagi kisah "kakak sayang adik, adik sayang kakak" di FK Unpad ini. Salah satu yang lainnya, mungkin para akang-teteh P&K yang jasa-jasanya sering kami lupakan, dan sering jadi bulan-bulanan kekesalan kami saat menjelang ataupun setelah selesai mabim. Terima kasih, akang-teteh yang rela berbulan-bulan 'ngurusin' kami, mendidik kami, mengundang narasumber sana-sini, mengatur kami yang susah diatur, dan rela capek-capek membuat acara-acara yang berkesan dalam mabim kami (misalnya mabim aksi, mabim pengabdian, superday, dan lain lain). Maafkan adik-adikmu ini yang tidak tahu terima kasih. Mungkin banyak di antara kami yang masih banyak mengeluh karena merasa belum mendapatkan manfaat langsung dari mabim. Tapi, saya yakin, pasti cepat atau lambat, manfaat mabim akan terasa di kehidupan nyata kami. Pengecualian buat yang suka 'cabut' mabim... Saya ngga pernah cabut kok, Kang, Teh^^
Yang terakhir, mengingat kegiatan saya belakangan ini adalah salah satunya membuat invitation video untuk PoA 2014, saya mau meminta maaf dan juga berterimakasih banyak kepada beberapa akang-akang kece dari Spekatria, Nostra dan Statera yang rela meluangkan waktunya untuk diwawancarai saya dan tim dokumentasi. Pertama, terima kasih Kang Nabil (2013) yang awalnya sudah berbaik hati mau menghampiri kami di bale demi diwawancara, sekali pun akhirnya batal dan diganti dengan wawancara di saung depan plaza C4. Kedua, terima kasih Kang Haidar (2013) yang bersedia diawawancara secara on the spot (tanpa janji sebelumnya), dan maaf karena kami mencegat Kang Haidar yang pada waktu itu sedang dalam perjalanannya ke toilet... Ketiga, terima kasih Kang Algiza (2012) yang dengan pasrah mau diajak berjalan agak jauh dari C6 ke depan C5 demi diwawancara (terima kasih juga buat Kang Akbar yang setia menemani Kang Algiza). Maaf karena harus beberapa kali take ya, Kang. Keempat, terima kasih yang sangat banyak untuk Kang Dudu (2011) yang sudah dua kali jadi korban wawancara saya, mulai dari wawancara mabim komunikasi, sampai wawancara invitation video. Terima kasih sudah mau diganggu tanpa merasa terganggu, mulai dari di Ask.fm, Facebook, sampai Line. Maaf karena wawancara kemarin agak mepet waktu sholat jum'at (sampai Kang Dudu bilang "INI JAM BERAPAAA?!?!")... Dan yang terakhir, untuk saat ini. Terima kasih Kang Mahdy (2011) yang sudah bersedia akan diwawancara Senin depan. Maaf tiba-tiba saya mencegat Kang Mahdy yang baru saja keluar dari tempat fotokopi di C6... Overall, mohon maaf atas ke-SKSD-an tim dokumentasi, terutama saya ya, Kang :")
5. Pelajaran
Kalau yang dimaksud di sini adalah pelajaran dalam bidang akademis, jujur, saya merasa "belum banyak mendapat apa-apa". Ilmu saya masih sedikit sekali, dibanding teman-teman yang lain. Saya masih belum cukup rajin untuk saat ini. Mungkin juga saya masih belum terlalu terbiasa dengan textbook berbahasa Inggris. Saya juga masih mudah hilang fokus, easily distracted lah bahasa kerennya. Tapi alhamdulillah, saya masih bisa survive dengan beberapa goresan stabilo warna-warni pada beberapa halaman buku, dan beberapa goresan tinta pulpen yang menghiasi kertas binder selama lecture berlangsung. Alhamdulillah, saya masih punya teman-teman yang dengan rela membagikan ilmu yang mereka punya. Dan alhamdulillah, saya masih sangat-sangat menikmati belajar di FK Unpad di tengah keterbatasan yang saya miliki.
Justru, yang banyak saya dapat di sini adalah pelajaran kehidupan. Terlalu banyak mungkin kalau saya sebutkan. Salah satunya pelajaran yang saya dapat setelah melewati SOOCA untuk pertama kalinya.
Well, mungkin saya sudahi saja postingan kali ini. Btw, judulnya "3 Bulan dari 3 Tahun", karena mulai angkatan 2012, kami hanya akan menimba ilmu di Jatinangor selama 3 tahun. Setengah tahunnya lagi di puskesmas dalam Junior Clerkship. Satu setengah sampai dua tahun berikutnya, di RSHS untuk co-ass. Dan ngomong-ngomong soal co-ass, saya jadi teringat yang sebentar lagi mau co-ass... Semoga segala-galanya dilancarkan dan dimudahkan Allah SWT ya :))
Hai kak, Seneng bangettt bisa baca blog tentang fkup... Salam kenal kak, aku dr fkup16 heheeee
ReplyDeleteAku juga merasakan hal yang sama di fkup. Selama ini senioritas tuh bener bener gaada, selain itu disini juga sangat bind antara adik dan kakak. Dan kakak-kakak disini juga sangat open minded dan netral sekali. 😊😊😊
ReplyDelete