Ketika hati telah mati,
Ketika hati telah mati, perbuatan dosa seolah tak ada arti. Tetap saja dilakukan, tetap saja dilanjutkan. Padahal, sadar bahwa ada yang mengawasi. Padahal, seringkali teringat mati.
Ketika hati telah mati, perbuatan dosa tak lagi disesali. Kemudian masih diulangi, dan janji untuk bertaubat pun diingkari. Padahal, nurani menyadari bahwa ada yang salah. Sudah tahu salah, tapi tetap saja dilakukan, tetap saja dilanjutkan.
Ketika hati telah mati... Apakah Dia yang sudah mematikan hati ini? Ataukah aku? Apakah semua akumulasi dosa yang terus menerus direpetisi inikah yang semakin menambah noda-noda hitam di hati? Yang semakin hari semakin menghitam, semakin membeku, semakin mengeras, dan lama-lama mati?
Ketika hati telah mati... Masihkah bisa dihidupkan kembali?
Ketika hati telah mati... Kepada siapa diri ini kembali?
Ketika hati telah mati, perbuatan dosa tak lagi disesali. Kemudian masih diulangi, dan janji untuk bertaubat pun diingkari. Padahal, nurani menyadari bahwa ada yang salah. Sudah tahu salah, tapi tetap saja dilakukan, tetap saja dilanjutkan.
Ketika hati telah mati... Apakah Dia yang sudah mematikan hati ini? Ataukah aku? Apakah semua akumulasi dosa yang terus menerus direpetisi inikah yang semakin menambah noda-noda hitam di hati? Yang semakin hari semakin menghitam, semakin membeku, semakin mengeras, dan lama-lama mati?
Ketika hati telah mati... Masihkah bisa dihidupkan kembali?
Ketika hati telah mati... Kepada siapa diri ini kembali?
“Dan sungguh, Aku Maha Pengampun bagi yang bertaubat, beriman, dan berbuat kebajikan, kemudian tetap di jalan yang benar.”(QS. Thaaha: 82)
“Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’”(QS. Az-Zumar: 53)
“Ada seorang hamba yang berbuat dosa lalu dia mengatakan ‘Allahummagfirliy dzanbiy’ [Ya Allah, ampunilah dosaku]. Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu dia mengetahui bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukumi setiap perbuatan dosa’. (Maka Allah mengampuni dosanya), kemudian hamba tersebut mengulangi lagi berbuat dosa, lalu dia mengatakan, ‘Ay robbi agfirli dzanbiy’ [Wahai Rabb, ampunilah dosaku]. Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu dia mengetahui bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukumi setiap perbuatan dosa’. (Maka Allah mengampuni dosanya), kemudian hamba tersebut mengulangi lagi berbuat dosa, lalu dia mengatakan, ‘Ay robbi agfirli dzanbiy’ [Wahai Rabb, ampunilah dosaku]. Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu dia mengetahui bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukumi setiap perbuatan dosa. Beramallah sesukamu, sungguh engkau telah diampuni.’”( HR. Muslim no. 2758)
Jakarta, 10 Juni 2016
ASN
Comments
Post a Comment