5th SOOCA: Overdosis Obat
HAHAHAHAHAHA. Udah SOOCA lagi aja...
Epilog:
Epilog:
Well, semester ini adalah semester yang sulit dideskripsikan. Kalau boleh curhat sedikit, hidup saja agak sedikit "aneh" di semester empat ini. Sempat cukup sibuk dan hectic organisasi di awal, tapi selanjutnya nggak terlalu sibuk, dan malah jadi denial akan segala hal. Banyak hal yang tidak tercapai, banyak hal yang jadi kacau, baik urusan organisasi maupun akademik. Dibandingkan dengan semester lalu yang dilalui dengan 70% organisasi dan 30% akademik, semester ini tidak jauh lebih baik. Apalagi saat DMS yang rasanya 80% berisi anatomi (hafalan mati). Saat HIS pun, sempat agak "terganggu" Olymphiart. Dan semester ini entah kenapa, terasa berlalu begitu cepat. Tapi, alhamdulillah, saya survivee dan berhasil melewati fase-fase "di bawah" dalam hidup~
Persiapan SOOCA tak kunjung membaik, baru mulai belajar di H-20 sekian, dan baru benar-benar intensif kurang lebih mulai dari hari Minggu (H-5). Itu pun, masih belum terlalu efektif. Alhamdulillah draft saya akhirnya selesai semua case. Dan alhamdulillah kali ini ada yang meminta draf saya yaitu Zul! Hahaha setelah selama ini saya yang selalu meminta draf orang :")
Saya yang di SOOCA ke-4 sudah merasakan emotional numbing, ternyata di SOOCA kali ini saya jauh jauh jauh lebih numbing!! Seperti biasa, tidak ada deg-deg-an, tidak panik, tidak stres, dan bahkan tidak merasa kalau mau menghadapi ujian. Masih santai, bahkan di H-1 pun hafalan baru 5 kasus (itu juga udah lupa lagi) dan masih santai saja... Tidur juga tidak pernah kurang dari 5 jam. Pokoknya, semua keseharian saya terasa biasa saja di hari-hari menjelang SOOCA. Saya sendiri juga bingung, kenapa saya begini.... "Ayah, mengapa aku berbeda?" hahaha.
Entah ada hikmah apa yang ingin Allah berikan kepada saya, dengan memberikan ketenangan tanpa batas ini. Apakah ini pertanda semuanya sudah diatur sedemikian rupa sehingga saya memang cukup tenang-tenang saja? Atau, ketenangan ini sebagai ujian bagi saya agar saya tidak terlalu larut dalam ketenangan?
Anyway, ini adalah list case DMS-HIS:
DMS:
1. Acne Vulgaris + Irritant Contact Dermatitis
2. Maxillofacial Trauma
3. Burn Injury
4. Osteoporosis
5. Osteoarthritis
6. Shoulder Fracture and Dislocation
7. Achilles Tendon Rupture
HIS:
1. Iron Deficiency Anemia
2. Beta Thalassemia
3. Lymphadenopathy et causa Tonsilopharyngitis
4. Anaphylactic Shock and Allergic Rhinitis
5. Systemic Lupus Erythematosus
6. Stevens Johnson Syndrome
7. HIV-AIDS
Kamis, 19 Mei 2016. Mengejar ketertinggalan hafalan, hari ini saya bangun jam setengah 4. Padahal, malamnya baru tidur jam 12. Jam tidur berkurang drastis dari hari-hari sebelumnya, tapi demi SOOCA sehari tak apalah... Saya pun mencoba menghafal dan menyalin concept map 2 case. Itu pun baru sempat 2 case yang saya hafal di pagi ini. Badan rasanya masih ingin tidur lagi, rasa capek semalam belum hilang, dan akibat kurang tidur, saya sakit kepala... Ditambah dengan sarapan yang seadanya, maag yang mulai agak kambuh, ah sudahlah.... Ini cuma sehari kok...
Singkat cerita, sesampainya di C6.3 "Padang Mahsyar", saya langsung mengambil tempat di depan gawang (ini mau SOOCA apa mau futsal?!), menyendiri dan mencoba menghafal mulai dari kasus 1 DMS. Mulai lapar lagi, lanjut makan, dan minum paracetamol untuk mengobati sakit kepala. Bukannya membaik, maag saya justru kambuh, sebagai efek samping obat ditambah kondisi perut saya yang belum terisi dengan cukup. Akhirnya saya minum antacid. Satu tablet kurang, saya minum satu tablet lagi.. Alhasil, pagi ini aja saya udah minum 1 paracetamol + 2 antacid....
Ketika bapak-bapak operator menampakkan dirinya di C6.3, kami mulai palpitasi. Ya, termasuk saya. Jujur, saya belum siap kalau harus maju sekarang. Entah kenapa, dari kemarin saya merasa kalau saya masih akan sempat mengulang semua case lagi sebelum dipanggil, makanya saya masih tenang-tenang saja. Dan pemanggilan pun dimulai, sekitar jam 7.20. Di tengah-tengah, dr. Achadiyani datang, memberi wejangan dan semangat. Alhamdulillah, nama saya tidak ada di kloter pertama :") Begitu pun di kloter kedua yang sesaat setelah anak kloter pertama turun, ikut dipanggil juga.
Waktu pun berlalu, kloter demi kloter berlalu, nama saya tidak kunjung disebut. Saya yang tadinya duduk di dekat gawang, jadi pindah ke sisi seberang yang lebih dekat dengan pintu keluar. Lalu saya pindah lagi ke sisi lapangan, duduk di kursi, selonjoran, mencoba menghafal, lalu tidur sebentar untuk menghilangkan pusing dan pegal-pegal. Secara fisik, rasanya mau SOOCA secepat mungkin supaya cepat pulang, cepat makan, dan cepat tidur. Tapi secara persiapan, jangan dulu deh...
Sekitar jam 10, tersisa dua kloter terakhir yang belum berangkat. Kami pun jadi penghuni terakhir C6.3 yang akhirnya moving ke C4.1 juga. Di C4.1 pun masih sangat ramai dan sangat mengantri. Saya pun lanjut belajar, dan mulai dari case 1 HIS. Menurut Adri yang selama 5 kali SOOCA selalu mendapat case terakhir, biasanya dosen di kloter akhir akan lebih memperhatikan flipchart kita dibandingkan apa yang diucapkan. Maklum, udah siang pasti ngantuk dan bosan. Akhirnya, saya mengganti metode menghafal dari berbicara ke "menulis indah". Saya latihan menulis flipchart. Saya baru sadar ternyata banyak sekali yang belum saya ulangi lagi, khususnya case 3 HIS yang termasuk paling awal dibuat drafnya. Begitu saya lihat lagi drafnya, saya agak kaget karena materinya cukup banyak....
Hari semakin siang. Saya kembali lapar. Perut rasanya superperih. Kepala masih sakit. Ini gimana mau belajar, kalau keadaannya begini.... Alhamdulillah, ada Pak Aep 'angel'. Kata beliau, "Ini kan kalian pasti ada yang dari pagi belum makan ya. Tapi kan kalian udah ngga boleh lagi ke C6. Jadi kalau ada yang mau pesan makanan, nanti Pak Aep yang pesan. Kalian tulis ya pesanan kalian. Tapi awas... Jangan lupa bayar ya." lucu banget lah :") Dan pesanan pun langsung banyak, perlahan-lahan datang secara bertahap. Tiba-tiba, ada seorang bapak operator yang memanggil salah satu nama. Saya pikir ini merupakan "pemanggilan" untuk SOOCA. Eh, kata-kata berikutnya malah "Mie goreng". Ternyata, si bapak justru membahas pesanan makanan-_-
Selesai makan, karena sakit kepala saya tak kunjung hilang sejak pagi, saya meminum paracetamol untuk yang kedua kalinya. Padahal, harusnya jarak minimal adalah 6 jam... Tapi, demi SOOCA, ya mau gimana lagi... Soalnya saya kesulitan belajar kalau sakit kepala :( Sayangnya, paracetamol kedua pun belum memberikan efek yang lebih baik untuk sakit kepala saya. Padahal, biasanya paracetamol selalu manjur bagi saya. Yang ada justru efek sampingnya yaitu maag saya kembali kambuh, karena obatnya yang asam. Mungkin didukung juga oleh nasi goreng yang saya makan tadi (baca: berminyak=asam). Alhasil, saya minum lagi antacid satu tablet. Jadi, jika ditotal, hari ini saya sudah minum 2 kaplet paracetamol dan 3 tablet antacid... Semua demi SOOCA... Dan saya mendadak takut terkena anaphylaxis ataupun SJS :(
Selesai makan, karena sakit kepala saya tak kunjung hilang sejak pagi, saya meminum paracetamol untuk yang kedua kalinya. Padahal, harusnya jarak minimal adalah 6 jam... Tapi, demi SOOCA, ya mau gimana lagi... Soalnya saya kesulitan belajar kalau sakit kepala :( Sayangnya, paracetamol kedua pun belum memberikan efek yang lebih baik untuk sakit kepala saya. Padahal, biasanya paracetamol selalu manjur bagi saya. Yang ada justru efek sampingnya yaitu maag saya kembali kambuh, karena obatnya yang asam. Mungkin didukung juga oleh nasi goreng yang saya makan tadi (baca: berminyak=asam). Alhasil, saya minum lagi antacid satu tablet. Jadi, jika ditotal, hari ini saya sudah minum 2 kaplet paracetamol dan 3 tablet antacid... Semua demi SOOCA... Dan saya mendadak takut terkena anaphylaxis ataupun SJS :(
Sekitar jam setengah 1, saya pun sholat zuhur. Sewaktu kembali ke kelas, lho kok kelasnya kosong.. Ternyata teman-teman sekloter saya (Catherine, Yolanda, Ojan Tetot, Dhana, Ahmad, Ecan, dll) udah naik. Saya pun naik ke lantai 2, dan ternyata sudah penuh karena ketambahan Sakina yang "tertinggal" dari kloter sebelumnya. Padahal, sudah terdengar desas-desus kalau lantai 2 lebih "enak". Tapi, saya pikir, yaa pasti semua sudah diatur Allah dan pasti sudah ada sesuatu yang direncanakan oleh-Nya. Saya naik ke lantai 3 dan masih kosong, disusul dengan 10 orang berikutnya yaitu Putri, Gio Octavianus, Hafiz Aziz, Dhani, Upi, dll. Saya masih sempat membaca dan belajar "menulis indah". Awalnya sempat palpitasi, tapi lama-lama kembali biasa lagi. Lalu Upi memimpin doa, dan tidak lama kemudian, dokter Yanti membuka pintu dan menyuruh kita bersiap masuk...
Saya berdiri di antrian paling terakhir dan mendapat meja nomor 21. Saya sudah benar-benar pasrah mendapat case apa pun. Begitu saya baca kertas soal.... "Seorang anak perempuan usia 10 tahun mengalami shortness of breath setelah diinjeksi antipyretic". Alhamdulillah, saya mendapat HIS seperti yang saya lebih harapkan. Tapi, ini kasus apa ya? Di otak saya, masih tercampur antara anaphylaxis, SLE, dan SJS, karena semuanya mengenai hipersensitivitas. Saya lanjut menuliskan semua gejala di brainstorming concept map, dan belum menuliskan diagnosis dan etiologi. Gejalanya mendadak banyak, dan ada beberapa yang ditambah. Membuat otak saya semakin rancu. Begitu melihat diagnosisnya, alhamdulillah, ANAPHYLACTIC SHOCK! Saya mulai agak panik karena saya baru selesai brainstorming, sedangkan di depan saya, Putri sudah menulis final concept map cukup banyak. Saya lanjut menulis FCM, dan otak saya kembali rancu. Hampir saja menuliskan mekanisme haptenization (yang ada di kasus SJS), alhamdulillah saya ingat kalau anaphylaxis adalah suatu reaksi alergi. Saya pun menuliskan FCM dengan cukup lancar, tapi agak memakan waktu karena sign and symptom-nya yang banyak. Begitu mau menuliskan LI, saya mendadak pesimis karena saya mendadak lupa. Ditambah lagi, di depan saya, Putri sudah menuliskan LI. Saya coba tenangkan diri, dan akhirnya menuliskan LI pertama yaitu Hipersensitivity, dilanjutkan dengan Anaphylactic Shock. Setelah itu, saya sempat pesimis juga karena saya pikir, "Aduh masa iya nanti ngejelasin LI-nya cuma dua." Alhamdulillah, lagi-lagi Allah memberi pertolongan. Saya ingat akan LI Cells of Immunity dan Immunoglobulin. Saya pun menulis cukup banyak di flipchart, karena kalau hanya judul, saya takut lupa saat presentasi. Tapi, yang paling saya lupa adalah management dari Anaphylactic Shock yang aslinya ada 10, tapi saya cuma ingat 3 :( Saya pun pasrah. Tulisan saya ditutup dengan BHP dan PHOP yang alhamdulillah bukan berisi "informed consent" dan "edukasi", serta CRP yang diisi oleh 'ingatan random' mengenai epidemiologi dari entah kasus mana yang saya hafalkan. Yah, daripada tidak ada sama sekali...
Saat waktu sudah habis, kami pun menuju ruang tutorial. Saya mendapat ruangan di sebelah kanan, kedua dari yang paling ujung. Begitu mengintip ke dalam, lho, kok dosennya ngga ada..... Tiba-tiba bel pun berbunyi. TEEEEEEEEETTTTTT. Dari belakang, dr. Adi 'Patklin' menyuruh saya masuk. Beliau ditemani seorang dokter laki-laki berkacamata yang saya tidak tahu namanya. Awalnya saya mendadak bingung harus berbuat apa, sampai harus diingatkan dr. Adi, "Ayo, isi absen dulu." Setelah itu, saya mulai menempel flipchart. Kata dokter yang satunya, "Kamu terakhir kan ya?" Saya jawab, "Wah kurang tau, Dok. Kayaknya setelah saya masih ada satu lagi." Dokternya mau cepat pulang sepertinya hahaha. Ketika beliau membaca nama saya, beliau bertanya lagi, "Kamu orang Malaysia ya?" "Bukan, Dok. Saya asli Indonesia." Dan karena peserta di ruangan ini sebelum saya adalah Uda (Andi Annisa Rusyda), beliau kembali berkomentar, "Ini Andi, Adinda. Namanya mirip." "Tetangga, Dok, hehe." Duh, ada-ada saja~
Presentasi dimulai, alhamdulillah saya bisa menjelaskan dengan cukup lancar, sekalipun kadang bingung akan pemilihan kata. Karena harus membahas Cells of Immunity terlebih dahulu, maka saya berpindah ke flipchart yang paling akhir dulu. Saat saya menjelaskan Cells of Immunity dan Immunoglobulin, kedua mata dosen tersebut justru terfokus dengan flipchart saya yang lain. "Hmm, benar juga kata-kata Adri," pikir saya. Saya lanjut menjelaskan, dan kedua dosen tersebut sudah tidak bermain dengan kertas ceklis. Sesekali masih melakukan eye contact dengan saya, namun justru saya yang memilih untuk tidak banyak melakukan eye contact, karena entah kenapa saya agak merasa terintimidasi hahaha (padahal mah, dosennya biasa aja). Selesai mempresentasikan, saya menjelaskan LI Urticaria dan Angioedema yang belum sempat ditulis di flipchart. Waktu masih tersisa sekitar tiga menit. Karena saya merasa tidak ada LI yang terlewat, saya pun mengakhiri presentasi dan dipersilakan menunggu di luar.
Setelah menunggu beberapa saat yang penuh kantuk, saya dipersilakan masuk kembali. Pertama, dokter yang saya tidak tahu namanya mengomentari concept map saya, karena ada gejala yang hubungan sebab-akibatnya kurang tepat. Lalu beliau menanyakan kelas obat epinephrine yang diberikan di kasus, serta fungsi tambahannya sebagai bronchodilator (saya cuma menyebutkan vasoconstrictor tadi). Kemudian, giliran dr. Adi memberi masukan. Beliau hanya menanyakan sesuatu yang awalnya membuat beliau bingung di FCM, lalu mengingatkan, "Kamu lain kali kalau nyebutin obat, jangan lupa disebutin ya kelasnya apa, sama MoA-nya apa." Terakhir, closing statement dari dr. Adi, "Secara keseluruhan sih presentasi kamu udah bagus ya. Jadi, nilai kamu B+ ya. Tujuh puluh empat." ALHAMDULILLAAAAAH. Berapa pun nilainya, saya senang dan lega pisannn. Saya pun langsung mencopoti flipchart, berterima kasih kepada kedua dokter tersebut, dan pulaaaang~
Epilog:
1. Alhamdulillah, ketenangan tanpa batas yang diberikan Allah ternyata memberikan hasil positif, sekalipun saya sadar usaha saya masih belum maksimal..
2. Alhamdulillah, saya dapat case HIS. Kalau dapat DMS dan seandainya lupa anatomi, entah mau menjelaskan apa di hadapan dosen..
3. Alhamdulillah saya dapat case Anaphylactic Shock yang lebih saya kuasai dibanding 3 case HIS terakhir, ditambah lagi dengan pemahasan LI yang tidak terlalu banyak.
4. Alhamdulillah saya mendapat kloter terakhir, jadi saya masih bisa mengulang semua case yang bahkan belum sama sekali saya hafal. Allah sangat mengerti akan apa yang saya butuhkan.. Dan selalu seperti ini setiap SOOCA :")
5. Alhamdulillah, di menit-menit terakhir menjelang "naik", saya masih sempat me-review case Anaphylaxis (semacam mendapat petunjuk dari Allah untuk belajar case ini). Ditambah lagi saat di ruang isolasi terakhir, case terakhir yang saya "tulis indah" adalah case ini :")
6. Alhamdulillah kedua dosen sangat baik dan semua masukannya bermanfaat untuk SOOCA berikutnya
7. Well, hampir setiap SOOCA selalu seperti ini sih ya.. Persiapan kurang, baru belajar intensif di H-sekian. Keinginan untuk bertaubat di semester depan yang pada akhirnya menjadi wacana. Semoga saja, semester depan sudah tidak menjadi wacana untuk ke sekian kalinya :")
N.B : Terima kasih banyak handout tutor 15 dan mohon maaf akan kekurangan Dinda selama ini; terima kasih semua dosen tutor, skill's lab, dan lab act yang sudah sabar mengajari kami; terima kasih draf angkatan yang superlucu dan keren, draf Kang Dudu, draf Amel;terima kasih concept map Najmia, Yasmin, dan yang lainnya; terima kasih mobil Azizah yang sudah mengantar pergi dan mobil Unyong yang sudah mengantarkan pulang; terima kasih Potato-Nescafe-Buavita-Cadbury dari mami Ica; terima kasih Pak Aep; terima kasih semua yang pernah berperan dalam kesuksesan SOOCA DMS-HIS Dinda, yang namanya tidak bisa disebutkan satu-persatu. Bismillah, do'akan kami untuk sisa MDE, Compre, dan OSCE yaaa :D
Saat waktu sudah habis, kami pun menuju ruang tutorial. Saya mendapat ruangan di sebelah kanan, kedua dari yang paling ujung. Begitu mengintip ke dalam, lho, kok dosennya ngga ada..... Tiba-tiba bel pun berbunyi. TEEEEEEEEETTTTTT. Dari belakang, dr. Adi 'Patklin' menyuruh saya masuk. Beliau ditemani seorang dokter laki-laki berkacamata yang saya tidak tahu namanya. Awalnya saya mendadak bingung harus berbuat apa, sampai harus diingatkan dr. Adi, "Ayo, isi absen dulu." Setelah itu, saya mulai menempel flipchart. Kata dokter yang satunya, "Kamu terakhir kan ya?" Saya jawab, "Wah kurang tau, Dok. Kayaknya setelah saya masih ada satu lagi." Dokternya mau cepat pulang sepertinya hahaha. Ketika beliau membaca nama saya, beliau bertanya lagi, "Kamu orang Malaysia ya?" "Bukan, Dok. Saya asli Indonesia." Dan karena peserta di ruangan ini sebelum saya adalah Uda (Andi Annisa Rusyda), beliau kembali berkomentar, "Ini Andi, Adinda. Namanya mirip." "Tetangga, Dok, hehe." Duh, ada-ada saja~
Presentasi dimulai, alhamdulillah saya bisa menjelaskan dengan cukup lancar, sekalipun kadang bingung akan pemilihan kata. Karena harus membahas Cells of Immunity terlebih dahulu, maka saya berpindah ke flipchart yang paling akhir dulu. Saat saya menjelaskan Cells of Immunity dan Immunoglobulin, kedua mata dosen tersebut justru terfokus dengan flipchart saya yang lain. "Hmm, benar juga kata-kata Adri," pikir saya. Saya lanjut menjelaskan, dan kedua dosen tersebut sudah tidak bermain dengan kertas ceklis. Sesekali masih melakukan eye contact dengan saya, namun justru saya yang memilih untuk tidak banyak melakukan eye contact, karena entah kenapa saya agak merasa terintimidasi hahaha (padahal mah, dosennya biasa aja). Selesai mempresentasikan, saya menjelaskan LI Urticaria dan Angioedema yang belum sempat ditulis di flipchart. Waktu masih tersisa sekitar tiga menit. Karena saya merasa tidak ada LI yang terlewat, saya pun mengakhiri presentasi dan dipersilakan menunggu di luar.
Setelah menunggu beberapa saat yang penuh kantuk, saya dipersilakan masuk kembali. Pertama, dokter yang saya tidak tahu namanya mengomentari concept map saya, karena ada gejala yang hubungan sebab-akibatnya kurang tepat. Lalu beliau menanyakan kelas obat epinephrine yang diberikan di kasus, serta fungsi tambahannya sebagai bronchodilator (saya cuma menyebutkan vasoconstrictor tadi). Kemudian, giliran dr. Adi memberi masukan. Beliau hanya menanyakan sesuatu yang awalnya membuat beliau bingung di FCM, lalu mengingatkan, "Kamu lain kali kalau nyebutin obat, jangan lupa disebutin ya kelasnya apa, sama MoA-nya apa." Terakhir, closing statement dari dr. Adi, "Secara keseluruhan sih presentasi kamu udah bagus ya. Jadi, nilai kamu B+ ya. Tujuh puluh empat." ALHAMDULILLAAAAAH. Berapa pun nilainya, saya senang dan lega pisannn. Saya pun langsung mencopoti flipchart, berterima kasih kepada kedua dokter tersebut, dan pulaaaang~
Epilog:
1. Alhamdulillah, ketenangan tanpa batas yang diberikan Allah ternyata memberikan hasil positif, sekalipun saya sadar usaha saya masih belum maksimal..
2. Alhamdulillah, saya dapat case HIS. Kalau dapat DMS dan seandainya lupa anatomi, entah mau menjelaskan apa di hadapan dosen..
3. Alhamdulillah saya dapat case Anaphylactic Shock yang lebih saya kuasai dibanding 3 case HIS terakhir, ditambah lagi dengan pemahasan LI yang tidak terlalu banyak.
4. Alhamdulillah saya mendapat kloter terakhir, jadi saya masih bisa mengulang semua case yang bahkan belum sama sekali saya hafal. Allah sangat mengerti akan apa yang saya butuhkan.. Dan selalu seperti ini setiap SOOCA :")
5. Alhamdulillah, di menit-menit terakhir menjelang "naik", saya masih sempat me-review case Anaphylaxis (semacam mendapat petunjuk dari Allah untuk belajar case ini). Ditambah lagi saat di ruang isolasi terakhir, case terakhir yang saya "tulis indah" adalah case ini :")
6. Alhamdulillah kedua dosen sangat baik dan semua masukannya bermanfaat untuk SOOCA berikutnya
7. Well, hampir setiap SOOCA selalu seperti ini sih ya.. Persiapan kurang, baru belajar intensif di H-sekian. Keinginan untuk bertaubat di semester depan yang pada akhirnya menjadi wacana. Semoga saja, semester depan sudah tidak menjadi wacana untuk ke sekian kalinya :")
N.B : Terima kasih banyak handout tutor 15 dan mohon maaf akan kekurangan Dinda selama ini; terima kasih semua dosen tutor, skill's lab, dan lab act yang sudah sabar mengajari kami; terima kasih draf angkatan yang superlucu dan keren, draf Kang Dudu, draf Amel;terima kasih concept map Najmia, Yasmin, dan yang lainnya; terima kasih mobil Azizah yang sudah mengantar pergi dan mobil Unyong yang sudah mengantarkan pulang; terima kasih Potato-Nescafe-Buavita-Cadbury dari mami Ica; terima kasih Pak Aep; terima kasih semua yang pernah berperan dalam kesuksesan SOOCA DMS-HIS Dinda, yang namanya tidak bisa disebutkan satu-persatu. Bismillah, do'akan kami untuk sisa MDE, Compre, dan OSCE yaaa :D
wahhh mantap dinda selamat!! aku juga dapet anaphylactic shock hehe :)
ReplyDeletemakasih pakk selamat jugaa! alhamdulillah, lega pisan yaa udah beres SOOCA.. semangat buat sisa 2 minggu lagi nan!
Delete