Remed OSCE: Hunger Games
Prolog:
Karena jarak waktu yang cukup jauh antara hari OSCE dan remedialnya, maka saya putuskan untuk membuat postingan sendiri khusus remedial kali ini. Yeay! (?) Hmm jadi, setelah hasil remedial keluar, alhamdulillah saya cuma remed 1 station! Station apakah itu? Yang tak disangka-sangka: Assessment of Growth Anthropometry! Sekalipun saya sudah melakukan prosedur awal dengan (menurut saya) benar, pasti perkara "lupa rumus dan menghitung asal" yang membuat saya remedial. Yang tak disangka, station Eye Examination saya diluluskan sekalipun saya menyebut visus dasarnya salah pada kedua mata :") Station Hearing and Vestibular Examination juga, di mana pada akhirnya saya hanya mengira-ngira hasil interpretasi dari audiometri.
Selasa, 19 Januari 2016. Pagi ini, rasanya sangat-sangat denial untuk remedial. Hari pertama kuliah (kemarinnya) yang sepadat itu, baru tidur larut malam, dan perubahan jam tidur drastis dibandingkan masa liburan yang mencapai 10 jam, membuat saya rasanya masih mengantuk dan masih ingin tidur lagi :( Barulah setelah bangun, sholat, sarapan, dan baru mulai belajar untuk remedial. Sekitar jam setengah 7, saya pun berangkat naik mobil Azizah.
Sesampainya di kampus, kami langsung duduk di C6.3 yang sudah diisi lautan mahasiswa berjas lab yang terdiri atas Proxima dan Anantara yang remedial OSCE. Di sini, saya belajar lagi dengan Azizah karena station remedial kami sama.
Jam setengah 8 lewat, muncullah Pak Mus dan Pak Usep yang memanggil nama anak Anantara satu persatu. Eh pas terakhir, ternyata semuanya yang turun-_- Beberapa saat kemudian, seorang bapak-bapak (lupa siapa) menyebut nama anak Proxima, "Dari ...... sampai ........ ya." Kami pun membalas, "NPM aja, Pak." karena kami juga bingung yang dimaksud dari siapa sampai siapa yang dipanggil. Sang bapak pun menyerah. "Semuanya turun aja deh," katanya. Saya langsung gercep mengambil barisan paling depan. Saya mau cepat pulang. Enggan menghabiskan waktu di sini. Huft.
Singkat cerita, saya pun akhirnya memimpin barisan hahaha. Dari belakang, terdengar suara langkah kaki yang dipercepat. Semua mau cepat pulang. Melewati C3, dan ternyata sudah diisi anak Anantara. Kami pun membelok ke kiri. Melihat dr. Nur Atik, saya bertanya, "Punten, Dok. Remed OSCE tahun 2 di C5 ya?" Setelah beliau jawab 'iya' dan saya ucap 'terima kasih', saya semakin mempercepat langkah. Begitu belok kiri ke arah C3, bapak-bapak di seberang bertanya, "Tahun berapa, Dek?" "Tahun 2, Pak." "Lewat sebelah sana ya." Yak, kami terpaksa memutar jalan. Semua panik. SEMUA PANIK! Saya langsung mengambil jalan pintas melalui rerumputan. Semua mulai berlari. Saya tidak memimpin barisan lagi kali ini...
Sampai di C5, yang lain sudah mengantri di station masing-masing. Saya langsung mencari station saya yang ternyata berada di ujung, dan alhamdulillah masih kosong antriannya. Azizah mengantri di belakang saya. Di sini, kami sudah dilarang untuk belajar dan langsung siap dipanggil. Tak lama, saya pun dipanggil masuk bersama Azizah. Saya langsung diminta masuk. Bahkan saya belum baca soal.
Di dalam, sudah menunggu dr. Nur Atik dan standarized patient saya waktu OSCE! Bocah bernama Restu hahaha. Saya pun langsung memulai anamnesis setelah dr. Nur Atik meminta kertas remedial saya untuk ditandatangani. Alhamdulillah, pengukuran tinggi badannya lancar, dan dr. Nur Atik berulang kali menggeser duduknya untuk memastikan apakah yang saya lakukan dan instruksikan kepada Restu benar. Nah, tibalah waktu penghitungan rasio tubuh. Alhamdulillah, kali ini saya ingat rumusnya. Langsunglah saya masukkan angka-angka yang saya dapatkan ke dalam grafik. Begitu saya mulai membuat satu goresan di grafik supaya lurus, dr. Nur Atik mendadak panik, "Eh, kok dicoret-coret." Padahal kertasnya ada banyak hahaha sampai akhirnya beliau berkata lagi, "Oh, ada banyak kok kertasnya."
Saya pun lanjut mengerjakan grafik. Tapi kok....hasilnya agak jauh dari grafik normal?!?! Jadi ini normal atau tidak?!?!?! Saya pun terdiam sekian lama. Memandangi kertas grafik dan tinta biru pulpen saya yang membuat sebuah bulatan kecil di pertemuan antara garis horizontal dan vertikal. Kadang saya bolak-balik kertas itu, kadang saya hanya diam dan mengutuki diri sendiri dalam hati. Antara merasa bodoh karena lupa mempelajari interpretasi grafik, dan merasa bodoh karena tidak tau harus berkata apa. Melihat saya terdiam, beliau pun menanyakan cara menghitung saya, yang sepertinya juga masuk dalam penilaian.
"Kamu udah 10 menit. Kamu nggak mau jelasin ke pasien kamu?"
"Mau, Dok."
Saya kumpulkan kertas grafik, dan saya jelaskan ke Restu, "Jadi, setelah diperiksa tadi, ternyata pertumbuhan Restu masih belum sesuai yaa sama umurnya. Untuk selanjutnya, nanti saya akan merujuk ke bagian tumbuh kembang anak. Gimana, sejauh ini ada yang mau ditanyakan?"
Yap, saya mengarang... Saking bingungnya, saya bilang kalau pertumbuhannya tidak normal. Saya bingung harus melakukan apa setelahnya, sampai akhirnya timbul ide untuk merujuk. Saya bahkan bingung harus merujuk ke mana... Alhamdulillah tiba-tiba secara random muncul kata "bagian tumbuh kembang" di otak saya. Setelah itu, saya pun keluar ruangan. Tiba-tiba saya teringat kertas remedial saya yang tidak ada dalam genggaman. Saya justru masuk lagi, melihat ke arah meja dr. Nur Atik, dan merogoh kantong jas lab. Ternyata sudah saya masukkan ke saku kiri hahaha.
Epilog:
Saya bingung sih mau menutup postingan ini dengan apa. Intinya, OSCE itu sama seperti hidup.. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan kita dapatkan. Kadang, ketika dokternya galak, kita justru lulus. Kadang, ketika dokternya sangat baik, ada saja yang membuat tidak lulus. Dan kadang juga apa yang kita dapatkan sebanding dengan apa yang kita usahakan. Well, akhir kata: alhamdulillah, dan welcome DMS-HIS!
Makasih banyak kak pengalamannya :)
ReplyDelete