Farewell, Bale Padjajaran!
Hari ini, 21 Juli 2015. Hari terakhir saya mendiami Bale Padjajaran 3. Setelah 10 bulan 6 hari yang penuh warna warni kehidupan yang fluktuatif, disesaki oleh jutaan memori yang telah tersimpan, masih tersimpan, dan akan selalu tersimpan di kamar 24, dan di dalam lubuk hati ini. Sebelumnya saya meminta ijin untuk menjadi melankolis dalam tulisan saya kali ini. Karena bagi saya, sebuah perpisahan selalu menyisakan guratan luka dan juga kerinduan untuk kembali lagi.
Setelah 2 hari kemarin yang melelahkan: Judicium I, Bye Bye Bale, diwawancarai (X-FACTOR) oleh Kang Charles, pertemuan dan wawancara outgoing X-FACTOR 2015, dan juga buka puasa bersama PH Hima 2015, saya mendadak terbangun pukul 1.08. Sendirian. Roommate saya sudah pulang sehari sebelumnya. Saya hanya mengecek handphone sebentar, dan bersyukur: saya masih punya waktu untuk tidur lagi. Maka tidurlah saya, sampai pada pukul 3.12, Bu Wulan, ibu asrama saya yang kamarnya persis di depan kamar saya, mengetuk dan membuka pintu kamar saya. "Din, bangun, Din. Sahur." Saya pun terbangun, sekalipun alarm handphone saya baru akan berdering 18 menit lagi. Saya baru sadar. Itulah terakhir kalinya Bu Wulan akan membangunkan saya. Biasanya, Bu Wulan sering lupa membangunkan saya, padahal kamar kami persis berseberangan. Hingga akhirnya, saya dan Putri beberapa kali bangun kesiangan. Tapi, di hari ini, di hari terakhir saya di sini, beliau tak lupa membangunkan saya.
Baru kali ini saya sahur sendirian, setelah kemarin-kemarin ditemani keluarga dan juga Proxima yang juga keluarga saya. Tapi, saat terbangun kemarin, entah kenapa saya merasa begitu hampa. Padahal, kemarin saya masih sahur ditemani Proxima. Berbeda dengan kali ini, rasa hampa saya tak separah kemarin. Tapi, masih terasa sedikit, sih... Sambil memakan nasi dari buka puasa PH Hima semalam, saya mencoba menghibur diri. Membuka Youtube dan menonton stand up comedy. Mencoba membuat diri tertawa, walau sebenarnya ada sedikit rasa ingin menangis.
Well, setelah sahur dan shalat Subuh pun, saya mencoba untuk tetap terjaga dengan masih menonton Youtube, sampai pada pukul 6, saya putuskan untuk tidur.
Terbangun jam 8, dan masih sangat mengantuk. Saya pun kembali menikmati saat-saat terakhir dengan kasur saya yang kurang rata itu. Saya tidur lagi sampai jam 9.
Orang tua saya datang sekitar jam 10, mengangkut semua barang saya yang tersisa di kamar. Kosong. Kamar saya (khususnya di bagian saya), sudah benar-benar kosong. Semua dikembalikan seperti semula. Hanya ada kasur berbungkus sprei milik Bale, meja belajar dan lemari kayu, dan juga kursi hijau yang sudah tidak pernah saya duduki lagi akibat menjadi tempat menaruh kertas-kertas modul dan handout. Saya ambil foto kamar saya yang sudah kosong itu. Saya berjalan menuju pintu, mematikan lampu untuk terakhir kalinya. Saya pandangi sekali lagi kamar saya. Dengan hati dan lidah yang berat, saya ucapkan "Assalamu 'alaikum" yang terakhir kalinya. Biasanya, saya selalu mengucap hal yang sama setiap kali masuk kamar. Tapi, kali ini, saya mengucapkannya saat saya keluar kamar. Dan mungkin saya tidak akan pernah memasukinya lagi.
Alhamdulillah, saya diberi kekuatan untuk mengurangi intensitas ke-baper-an saya. Sumpah. Ini jauh lebih berkurang. Mungkin setelah saya mendapat banyak tulisan "Jangan baper" di kertas yang berisi kesan pesan untuk saya. Tapi, bagi saya, kadang apa yang mereka anggap 'baper', bagi saya hanyalah recalling past events. Seperti yang mungkin akan saya lakukan ini....
Ah, saya jadi teringat awal masuk Bale Padjajaran. Homesick parah, belum punya teman, menangis sendirian, mencoba mencari teman, dan melalui proses adaptasi yang sangat dibantu oleh Fasil 4. Saya ingat dulu roommate saya, sering memutar lagu Maroon 5 (Maps, Animals, It Was Always You) dan Payung Teduh (Resah, Untuk Perempuan yang Sedang dalam Pelukan, Menuju Senja) yang akhirnya menjadi terasosiasi dengan kondisi di saat itu: perjuangan di semester pertama.
Saya juga ingat waktu saya sering pulang malam di masa-masa hectic semester 1: dokumentasi PoA, latihan drama musical, magang KKM, ikut rapat timses di Madtari, ikut debat calon ketua PH. Begitu juga dengan masa-masa hectic semester 2: latihan futsal, rapat SCORE, jadi project officer X-FACTOR, bikin TOR, bikin surat-surat peminjaman sarana prasarana, technical meeting Olymphiart, supporter-an Olymphiart, rapat TAP, dan lain-lain.
Itu baru yang nonakademik, belum yang akademik. Mulai dari mencoba baca Understanding Nutrition dan masih meraba-raba karena belum terbiasa dengan textbook berbahasa Inggris, membaca Harper tapi nggak paham-paham, membaca Robbins dan paham tapi langsung lupa lagi, membaca, menerjemahkan, dan mencatat Willobs ke catatan binder, membaca slide dr. Suherman yang ratusan, belajar menulis flipchart untuk SOOCA, hafalan SOOCA sendiri, hafalan OSCE sendiri, dan masih banyak yang belum tertuliskan di sini.
Menjelang masa-masa ujian, semua orang mendadak hectic. Bale 4 yang merupakan 'bale ambis', biasanya dipenuhi para mahasiswa yang keluar kamar dan belajar bersama di setiap sudut gedung. Berbeda dengan Bale 3 yang justru menjadi tampak tenang saat menjelang ujian. Tapi, saya agak kesulitan kalau harus belajar sendirian di dalam kamar. Jadilah saya dan beberapa teman belajar bersama di meja panjang depan kamar saya. Biasanya mereka adalah Nandini, Alfi, Ivany, Dea, Najmia, Sarshab, Azka, Azizah, Sakina, Reva, Iska, Yasmin, dan Agita. Putri dan Refi juga pernah ikut. Malah waktu itu sempat ada musholla dadakan di depan kamar saya, berhubung musholla sudah dipenuhi kertas-kertas draft SOOCA dan handout. Ah, saya akan merindukan masa-masa belajar bersama seperti itu...
Sebenarnya terlalu banyak yang bisa saya ceritakan di sini. Tapi, entah mood saya yang kurang mendukung, atau intensitas ke-baper-an saya yang menurun, saya rasa cukup sampai di sini. Selamat berpulang kembali ke pelukan keluarga, ke kampung halaman, dan ke rumah tercinta, Prox! Semoga berhasil bagi yang mengambil remedial. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan juga. Terima kasih, Bale Padjajaran yang telah menaungi kami dalam 3 atap yang berdekatkan dan mendekatkan kami. Terima kasih telah menjadi warna dalam kehidupan tahun pertama kami di FK Unpad. Terima kasih telah memberikan, meninggalkan, dan menyisakan berjuta kenangan. Terima kasih, Bu Wulan, Bu Rini, dan Bu Lina, atas pengabdiannya, kasih sayangnya, dan perhatiannya kepada kami semua, di saat kami jauh dari orang tua kami. Farewell, Bale Padjajaran! :")
Comments
Post a Comment