RPS: Mari Bertaubat!

Well, dari judul tersebut, sebenarnya saya bukannya mau ceramah atau pun kultum dalam post kali ini. Hanya ingin berbagi sedikit cerita. "Sedikit".

Setelah "libur" antarsemester yang cukup sampai di sini saja, kami pun masuk kuliah kembali. Hari baru, semangat baru, pelajaran baru. Kami yang selama satu semester kemarin mempelajari hal-hal dan kasus-kasus yang masih "berantakan", karena pembahasannya masih belum terlalu dalam, kali ini sudah mulai masuk sistem (yeaaay!) Sistem pertama yang kami dapat adalah yang katanya tersulit dan masa studinya terpanjang (satu semester penuh), yaitu: Reproductive System atau yang biasa disingkat RPS! 

Senin, 19 Januari 2014. Banyak di antara teman-teman saya yang sudah kembali "menangor" sejak hari Minggu atau bahkan Sabtu. Karena saya tidak mau jadi follower dan ingin menjadi berbeda dari yang lain (?), saya pun mulai berangkat ke Jatinangor di hari H kuliah. Dari jakarta. Jam 4 pagi. Padahal, ada kuliah pembuka jam 7. Hahaha. Dan alhamdulillah, perjalanan pun cukup lancar. Sekali pun ada suatu peristiwa yang.......ah sudahlah. Yang jelas, ini kejadian yang tidak akan pernah saya lupakan seumur hidup, dan sebagai bukti perjuangan saya mengejar kuliah jam 7 dari Jakarta-Jatinangor :")

Sekitar jam setengah 7, alhamdulillah saya sampai di bale. Mandi, ganti baju, dan diantar naik mobil ke FK (gaya bener). Lecture pembuka dr. Trully pun dimulai. Beliau menjelaskan materi apa saja yang akan kami temui selama satu semester, mulai dari tutorial, lecture, skill's lab dan lab activity. Beliau juga memberi wejangan-wejangan kepada kami. Yang paling saya ingat adalah slide terakhir yang bertuliskan "Air yang tenang tidak menciptakan pelaut unggul" dengan background kapal yang berlayar di laut. Hmm, menarik. #QuoteOfTheDay tersebut sangat sesuai dengan apa yang akan kami hadapi selama satu semester ini, dan sepertinya pantas dijadikan #QuoteOfTheSemester. Kenapa? Karena, pada sistem ini, kami sudah lebih "dilepas" oleh dosen-dosen kami. Materi lecture yang dulu sesuai dengan kasus (bahkan menjelaskan basic science di kasus), kini sudah tidak lagi... Kami harus belajar mandiri. Dan bahkan beberapa materi seperti anatomi sudah diajarkan di lab act dan tidak diajarkan lagi di lecture. Agak berat memang... Tapi ya itulah. Untuk jadi dokter yang memenuhi 7 Stars Doctor memang tidak mudah, Bung~

Lecture pembuka pun selesai pukul 8, dan selanjutnya saya akan memasuki kelas tutorial jam 9 pagi.

Semester baru, tutor baru. Kali ini saya mendapat kelompok tutor 7 atau B3. Ketika sudah di dalam ruang tutor, tiba-tiba dokter Trully masuk. Saya sudah senang karena saya pikir beliau yang akan menjadi tutor kami. Ternyata beliau mengumumkan kalau kelas tutor kami akan digabung dengan kelompok lain, dengan twinning program pula. Yah, saya agak kecewa di sini. Karena tetap saja, akan jauh lebih nyaman jika kelas tutor tidak digabung. Apalagi jika digabung dengan mahasiswa Malaysia, karena ditakutkan akan ada kendala bahasa... Atau mungkin ini sih saya-nya aja yang malas berbahasa Inggris hahaha

Kami pun menghuni ruang dosen tutor dan mendapat dosen dr. Mulya. Awalnya, kami kira beliau adalah dr. Mulya yang biasa mengajar lab CRP. Ternyata, yang masuk justru seorang laki-laki berbadan besar dengan wajah friendly dan suara bass yang sangat manly (INI APA COBA?!?!?!) Dan beliau adalah dokter sesialis obgyn (obstetric-gynecology) atau yang dalam bahasa awamnya adalah "dokter kandungan".

Pertama-tama, kami bahas ground rules dan mendiskusikannya terlebih dahulu. Beliau baik sekali memperbolehkan kami membuka buku dan membuka gadget untuk mencari informasi yang diperlukan selama tutorial. Selebihnya sih, ground rules-nya standard semua tutor lah ya...

Selama tutorial berlangsung, sangat terlihat ke-obgyn-an beliau (?) Beliau sangat detail terhadap sign and symptom atau pun hasil pemeriksaan pada "pasien" kami. Beliau juga kadang menjelaskan atau memberi tahu hal-hal yang belum kami ketahui. Dan pembahasan kami, mungkin awalnya sedikit tabu yah, karena membahas reproduksi pria secara keseluruhan.. Apalagi masih ada beberapa yang "polos". Tapi, ini semua kan ilmu, jadi mau nggak mau ya harus dihadapi hahaha. Alhamdulillah saya pun menanggapi semuanya dengan biasa saja. Bahkan ketika saya mencari tentang varicocele (coba di gugel sendiri), di wikipedia ada gambarnya. Saya bilang ke Adri, "Nih ada gambarnya. Mau liat nggak?" dengan santainya.. . Karena ya, saya menganggap itu memang ilmu kan..... Hehehe

Saat membahas mekanisme, dr. Mulya menanyakan proses pembentukan sperma. Beliau bilang, "I have one hundred thousand rupiah in my pocket.. Ada yang mau jadi volunteer menuliskan di depan?" Kami sebagai mahasiswa yang jauh dari orang tua dan belum berpenghasilan, dalam hati pasti berkata "WAH GILA! DUIT TUH!" tapi belum ada yang berani maju. Tiba-tiba, beliau melihat ke arah saya. "Kamu bisa?" katanya. Saya jawab, "Ya, saya coba, Dok." dengan percaya diri dan harapan tinggi akan tambahan uang jajan hahaha.

Saya maju ke depan, tapi saya agak lupa sedikit dan Ryoga mengingatkan. Dia langsung bilang, "Nah kan udah dibantuin. Bagi 2 ya." hahaha enak aja... Tapi, sayangnya saya banyak lupa, jadi teman-teman tutor saya membantu dan "mengarahkan". Akhirnya, saya selesaikan, dan di bawah tulisan "spermatozoa", saya malah gambar kecebong (padahal niatnya mau gambar sperma) hahaha. Dannnn, seratus ribu itu diserahkan oleh dr. Mulya ke tangan saya!!! Hahaha. Tapi karena tadi dibantuin sama teman-teman tutor, akhirnya uang itu saya serahkan lagi ke Adri selaku bendahara tutor dan akan dijadikan uang kas tutor. Alhamdulillah, makasih banyak dr. Mulya!!! :"D

Bukan cuma kami ternyata yang dapat uang. Grup tutor twinning yang bersama kami tadi juga mendapat seratus ribu karena bisa menjawab pertanyaan mengenai perjalanan sperma dari mulai terbentuk sampai ejakulasi. Wah, dr. Mulya memang mulia sekali yah seperti namanya :)))

Yap, sesi tutorial pun berakhir, dilanjutkan dengan sesi skill's lab. Kali ini materinya mengenai anamnesis gynecology. Jadi semacam anamnesis, tapi permasalahannya seputar vaginal bleeding, pelvic mass, dan lain-lain. Pertama, dua orang dari kami disuruh memberikan contoh, yaitu saya dan Mbak Firdha. Awalnya kami berebut menjadi pasien, dan kami pun malah suit dulu. Padahal saya yang menang, tapi malah saya yang disuruh jadi dokter. Ya udah deh. Eh tapi jadi dokternya malah lebih enak. Kan kami masih disuruh membaca skrip, dan beberapa keluhan Mbak Firdha sebagai pasien aneh-aneh loh... Masa ceritanya dia juga pernah berhubungan dengan kedua mantan pacarnya hahaha. Dan skripnya drama banget sumpah. Ceritanya, MbakFir udah panik dikira dia punya kanker serviks padahal kan belum diperiksa apa-apa dan justru ngambek sama saya. Awalnya, dia belum mau diperiksa. Tapi setelah saya bujuk dan saya tenangkan, barulah dia mau di-pap smear dan dilakukan "pemeriksaan dalam".

Di sesi berikutnya, yang paling kocak sih pas bagian Ryoga jadi pasien. Masalahnya, ini kan pasien ginekolog yang seharusnya perempuan. Bukannya awkward, Ryoga malah lebih jago acting-nya hahaha. Apalagi pas bagian pasien ditanya sudah pernah melahirkan atau belum, dia jawabnya, "Ya saya kan masih muda, Dok. Masa melahirkan. Ya saya aborsi aja, Dok." HAHAHA duh, ngaco banget deh. Pokoknya sesi skill's lab kami kali ini cukup kacau deh hahaha.


Soooo akhir kata, inti dari cerita saya ini nggak ada (?) Hahaha yang jelas selama RPS ini saya dan teman-teman rasanya sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat ingin bertaubat, mengingat usaha kami di semester 1 masih sedikit kurang maksimal. Yaa doakan saja kami bisa jauh lebih baik di semester ini dan semakin baik di setiap semesternya, aamiiiiin :))

Comments

Popular Posts