Your Call [Cerpen]
Waiting for your call, I'm sick, call I'm angry
Call I'm desperate for your voice
Lirik lagu itu menyusup kembali dalam pikiranku, berdampingan dengan gelombang bunyi yang mulai merambati telinga bagian dalamku. Menggetarkan membran timpani. Diteruskan oleh tulang maleus, incus, dan stapes. Tiba di koklea. Sang organ Korti pun mengubahnya menjadi impuls, dan menyampaikannya melalui serabut sensoris, bersama dengan saraf Kranial nomor 8 menuju otak.
Listening to the song we used to sing
In the car, do you remember
Butterfly, early summer
Soal-soal fisika yang tadinya sedang kukerjakan, tak lagi menjadi fokus perhatianku.
Lagu Your Call dari Secondhand Serenade terputar begitu saja dari handphone-ku. Bukan, itu bukan sekedar lirik dan alunan nada bagiku. Itu bukan sekedar lagu. Itu adalah mesin waktu. Memang, ragaku tak bisa dibawanya kembali ke masa lalu, tapi ingatanku iya.
It's playing on repeat, just like when we would meet
Like when we would meet
Memori 3 tahun silam terulang lagi di lobus frontale serebrum-ku.
Aku masih ingat saat kami duduk bersama di depan laboraturium sekolah. Aku memainkan gitar, dan kami bernyanyi bersama. Dulu kami begitu menyukai band Secondhand Serenade. Lagu-lagunya, mulai dari Awake, Fall For You, Broken, hingga Your Call, sering kami dendangkan bersama. Tapi, Your Call berbeda. Your Call bukan sekedar lagu. Your Call adalah ungkapan perasaan terbesar dari seorang Dafa Dirgantara kepadaku. Iya, pada waktu itu.
I was born to tell you I love you
And I am torn to do what I have to
To make you mine
Stay with me tonight
Aku tak pernah bisa menyembunyikan rona merah di pipiku setiap kali Dafa menyanyikan lagu Your Call untukku. Tatapan matanya yang tajam namun penuh kehangatan, selalu mengiringi nyanyiannya dengan begitu sempurna. Aku tak pernah tak jatuh cinta setiap berada di dalam momen itu. Tak semua perempuan seberuntungku, bukan?
Stripped and pollished, I am new, I am fresh
I am feeling so ambitious, you and
me, flesh to flesh
Sudah 3 tahun berlalu.
Kini aku harus berkutat dengan soal-soal try out dan prediksi ujian nasional SMA. Seharusnya aku tak perlu merasuki pikiran dengan kenangan masa laluku. Hanya saja, kebiasaan mendengarkan lagu saat belajar di rumah, telah membawaku kepada keadaan ini. Sebenarnya aku selalu bisa meng-skip lagu yang diputar, tapi kali ini tak kulakukan. Aku membiarkan lagu itu memasuki pikiranku dengan perlahan, menggantikan rumus-rumus termodinamika, fluida dinamis ataupun kinematika gerak dalam otakku. Aku membiarkan diriku larut dalam perasaan yang seharusnya tak perlu kurasakan di H-4 Ujian Nasional ini.
'Cause every breath that you will take
When you are sitting next to me
Will bring life into my deepest
hopes, What's your fantasy?
(What's yours, what's yours...)
Andai kau di sini, Dafa. Dulu kau begitu mahir di pelajaran fisika. Tak bisakah kini kau datang dan mengajariku? Aku begitu buta akan efek fotolistrik dan dinamika rotasi. Atau mungkin kau bisa menjelaskan Efek Compton kepadaku? Teori atom Bohr, mungkin? Jika iya, aku janji akan mengajarimu biologi. Sistem indera, mutasi, hereditas, teori evolusi, bahkan seisi kingdom animalia pun akan kujelaskan kepadamu, Dafa! Seandainya kau di sini. Seandainya...
I was born to tell you I love you
And I am torn to do what I have to
To make you mine
Stay with me tonight
Aku masih terlalu menyayangimu untuk bisa melupakanmu, Dafa. Semenjak kau pergi, tak sehari pun aku berhenti memikirkanmu. Di setiap lagu yang Secondhand Serenade kudengar, di setiap pelajaran fisika, selalu kau yang mengambil alih pikiranku. Kau bagaikan virus yang sedang memasuki fase litik: kau datang saat aku lemah, kau ambil alih kendali atas diriku, lalu kau pergi begitu saja meninggalkan rasa sakit yang begitu dalam. Amat sangat dalam.
And I'm tired of being all alone
And this solitary moment makes me want to come back home
Aku lelah sendirian, Dafa. Andai saja jumlah leukositmu dapat terkontrol, sehingga kau tak perlu menghadapi ganasnya penyakit leukimia pada waktu itu. Iya, penyakit leukimia yang telah merenggutmu dariku. Kini tinggal lagu Your Call yang tersisa darimu. Yang bukan sekedar lirik dan alunan nada. Yang bukan sekedar lagu. Melainkan sebuah mesin waktu, yang mungkin akan mempertemukan kita di kehidupan yang berikutnya.
Aku menyayangimu, Dafa.
I was born to tell you I love you
And I am torn to do what I have to
To make you mine
Stay with me tonight
Comments
Post a Comment