Estrogen, Ansietas, dan Editor Sehari
Saat lecture sedang berlangsung, tiba-tiba masuk panggilan dari nomor yang tidak saya kenali. Karena situasi tidak memungkinkan untuk mengangkat, maka saya biarkan. Bukan hanya sekali, bahkan saya sampai ditelpon empat kali! Saya mulai berspekulasi aneh-aneh. Mulai dari berpikir bahwa itu adalah penipuan yang mengatasnamakan Prof. Tri seperti yang sedang cukup hangat dibicarakan, hingga teror-teror tidak berdasar lainnya. Kebetulan, kontak di handphone saya memang terhapus setelah diservis, jadi saya makin bingung untuk mengangkatnya atau tidak.
Penasaran, saya pun meng-sms nomor tersebut, “Ini siapa?” Alhamdulillah dijawab oleh nomor yang berbeda, “Yg nelpon 4 kali tadi itu Agaton Din, ada waktu ndak? Aku pengen klarifikasi beberapa hal nih, penting.”
Kortisol saya seketika naik, dibarengi dengan peningkatan stimulasi saraf simpatetik menuju SA node jantung saya. Palpitasi mulai muncul dan pikiran saya tidak karuan. Membaca kata ‘klarifikasi’ dan ‘penting’ membuat saya lantas memikirkan kesalahan apa yang telah saya buat... Saya mencoba mengingat-ingat lagi mengenai tulisan ataupun status Line saya dalam beberapa waktu terakhir. Saya takut kalau ada tulisan yang menyinggung suatu pihak, ataupun menuliskan fakta yang salah. Bahkan, saya sempat mengira kalau Agaton, selaku redaktur eksekutif Warta Kema akan mengklarifikasi tentang komitmen saya di Warta Kema...
Dua hari belakangan, emosi saya memang sedang labil-labilnya. Saya mengambinghitamkan kadar estrogen saya yang sepertinya sedang turun dan premenstruation syndrome yang sepertinya juga sedang saya alami. Termasuk kali ini, yaitu ketika saya mendadak merasakan kecemasan berlebihan atau ansietas. Padahal, penyebab kecemasan saya pun bukan sesuatu yang pasti terjadi dan masih di dalam pikiran saya saja.
Sekitar setengah sebelas ketika pergantian jam lecture, saya keluar sebentar untuk menelpon, berhubung sang dosen pengajar berikutnya belum datang. Ketika ditanya, ternyata Agaton ingin mengklarifikasi istilah-istilah kedokteran kepada saya... Ya ampun, ternyata ansietas saya tadi tidak berarti apa-apa hahaha :”)
Dia pun menanyakan tentang neuroplastisitas, sistem limbik, prefrontal cortex, dopamin, dan sinaps yang berkaitan dengan adiksi pornografi sebagai isi dari liputannya tentang kajian Asy-Syifaa FK Unpad yang baru dilaksanakan kemarin berjudul Korelasi Efek Media Pornografi terhadap Otak (KEPO). Pokoknya, sepanjang pembicaraan, saya seolah mengulang kembali ingatan materi Neurobehaviour and Special Senses System (NBSS) setahun yang lalu. Ingatan saya langsung tertuju pada sistem reward and punishment pada sistem limbik di otak, serta kondisi adiksi akibat berkurangnya sensitivitas reseptor dopamin di prefrontal cortex terhadap dopamin. Terima kasih, Ga, sudah membantu menyambungkan kembali sinaps-sinaps memori saya! Hehe
Sepulang kuliah dan makan siang, saya segera dikirimi tulisan yang dibuat Agaton. Saya baca dan koreksi beberapa penjelasan istilah yang menurut saya masih kurang sesuai dengan konteks kedokteran, tapi tentu masih dengan bahasa yang bisa dimengerti oleh orang nonmedis. Saya bahkan sampai membuka Snell Neuroanatomy (tapi tidak terlalu berguna sih), kamus Dorland, dan mencari lagi penjelasan di internet untuk memastikan. Setelah itu, saya kirim kembali via email.
Malam harinya, grup Tim Warta Kema pun kembali diisi oleh postingan warta terbaru. Yap, itulah tulisan milik bapak redaktur. Saya lantas membuka dan membacanya. Saya cukup senang karena hasil koreksi saya dipakai dalam tulisan tersebut. Yang membuat lebih senang adalah, setelah membaca sampai habis, selain ada nama penulis, tercantum juga nama editor, yang salah satunya adalah nama saya! Yaa Allah, saya yang bahkan anak baru di Warta Kema, belum jadi apa-apa, bisa-bisanya 'meloncat' menjadi editor (yang biasanya sudah berstatus redaktur), walaupun hanya untuk hari ini :”)
Alhamdulillah, pengalaman seunik ini tentu akan sangat terekam dalam memori saya. Saya jadi lebih semangat menulis dan belajar ilmu kedokteran, supaya nantinya bisa memberikan manfaat lebih banyak lagi :)
Jatinangor, 4 Oktober 2016
ASN
Comments
Post a Comment